PENERAPAN PENDEKATAN DALAM PROMOSI
KESEHATAN
MACAM-MACAM
PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
Pendekatan
yang digunakan dalam promosi kesehatan dapat berdampak positif atau negatif
bagi perilaku seseorang. Ada lebih dan 90 pendekatan dan contoh dalam promosi
kesehatan tetapi hanya ada beberapa yang sering digunakan(Rausol,1992).
Tones(1992),
mengidentifikasikan 4 pendekatan dalam promkes yaitu:
1. Pendekatan pemberdayaan diri sendiri
2. Pendekatan pendidikan
3. Pendekatan pencegahan
4. Pendekatan radikal
Dengan
memahami signifikasi dan pendekatan-pendekatan promosi kesehatan akan
meningkatkan keuntungan atau hasil dan
suatu pendekatan yang melengkapi pendekatan lainnya.
C. PENDEKATAN MEDIKAL
Pendekatan yang melibatkan
kedokteran untuk mencegah atau meringankan kesakitan, dengan menggunakan metode
persuasive maupun peternalistik. Adapun tujuannya adalah terbebas dari penyakit
dan kecacatan yang didefenisikan secara medis seperi penyakit infeksi, kanker,
dan penyakit jantung. Sebagai contoh :memberitahu orang tua agar membawa anak
mereka untuk diimunisasi (mencegah terhadap penyakit infeksi), mengajak wanita
yang sudah menikah tanpa memandang usia untuk melakukan pap smear (mencegah
kanker), dan sebagainya.
D. PENDEKATAN PERUBAHAN PERILAKU
Perilaku adalah respons yang terdiri
atas respons motorik, respons fisiologis, respons kognitif, dan respons
efektif. Tujuannya adalah mengubah sikap dan perilaku individu maupun
masyarakat supay mereka meniru perilaku hidup sehat. Orang yang menerapkan
pendekatan ini menganggap bahwa gaya hidup sehat merupakan contoh yang paling
baik bagi klien atau masyarakat supaya masyarak berperilaku hidup sehat. Selain
itu, tanggung jawab mereka untuk mendorong masyarakat agar mengadopsi gaya
hidup sehat seperti yang dianjurkan, misalnya : berolahraga, makan makanan yang
sehat, tidak merokok, memelihara gigi, dan sebagainya.
E. PENDEKATAN EDUKASI
Pendidikan adalah upaya persuasive
atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan
tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Inforamsi
tentang kesehatan disajikan, kemudian masyarakat dibantu untuk menggali nilai
dan sikap sehingga mereka dapat membuat keputusan sendiri untuk mengadopsi
praktik kesehatan yang baru sesuai dengan informasi kesehatan yang diberikan.
Orang yang mendukung pendekatan ini akan member arti tinggi proses pendidikan
dan akan menghargai individu untuk memilih perilaku sendiri.
Tujuannya
adalah memberikan informasi dan memastikan pengerahuan dan pemahaman masyarakat
tentang masalah kesehatan, serta menetapkan keputusan untuk mengubah perilaku
atas dasar informasi kesehatan yang diberikan, misalnya : pekerja seks
komersial diberi penyuluhan tentang kondom dalam mencegah HIV/AIDS, ibu hamil
diberi penyuluhan tentang cara mengolah makanan yang baik dan benar, dan
sebagainya.
F. PENDEKATAN BERPUSAT PADA
KLIEN
Tujuannya adalah bekerjasama dengan
klien agar dapat membantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui
dan lakukan, memilih dan membuat keputusan sesuai dengan kepentingan dan
keinginan mereka. Klien dianggap sejajar, yakni mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan berkontribusi serta mempunyai hak mutlak untuk
mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri. Sebagai contoh : isu anti-merokok,
dengan adanya isu tersebut masyarakat diharapkan dapat mengidentifikasi apa
yang ingin mereka ketahui dan kerjakan berkaitan dengan isu tersebut, dan
sebagainya.
Peran
promotor kesehatan bertindak sebagai fasilitator untuk membantu masyarakat
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan mereka agar memperoleh pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan masalah kesehatan yang mereka temui. Pemberdayaan
diri masyarakat/klien merupakan sentral dari tujuan pendekatan berpusat pada
klien.
G. PENDEKATAN PERUBAHAN SOSIAL
Pendekatan ini memberikan nilai
penting bagi hak demokrasi untuk mengubah masyaarakat agar mempunyai komitmen
pada kesehatan. Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini dapat melakukan aksi
politik atau social untuk mengubah lingkungan fisik dan social yang mendukung
kesehatan.
Adapun
tujuannya adalah melakukan perubahan pada lingkungan fisik, social, dan ekonom,
supaya mendukung lingkungan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Lingkungan fisik yang dimaksud misalnya air, tanah, dan udara, apabila salah
satu dari lingkungan fisik tersebut tercemar maka dapat menimbulkan dampak bagi
kesehatan. Sebagai contoh : ibu hamil minum air yang berasal dari tanah yang
tercemar oleh limbah pabrik dalam waktu lama, maka akan menyebabkan gangguan
kehamilan dan gangguan janin; untuk mencegah supaya air tanah tidak tercemar
limbah pabrik banyak aksi social yang dilakukan untuk mendukung supaya air
tanah tidak tercemar, dan sebagainya.
H. PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN
Berangkat dari pengalaman
keberhasilan promosi kesehatan , termasuk penerapan strategi promosi kesehatan
yang dirumuskan dalam Piagam Ottawa ini, maka peserta konferensi di Jakarta
merumuskan pendekatan baru. Pendekatan baru promosi kesehatan yang dimaksud di
dalam Deklarasi Jakarta ini adalah sebagai berikut :
Pendekatan
Komprehensif
Pendekatan komrehensif yang dimaksud
adalah melaksanakan kelima strateegi Ottawa
Charter secara bersamaan dalam Promosi Kesehatan. Dalam melaksanakan
promosi kesehatan akan lebih efektif bila kelima strategi tersebut digunakan
secara bersama sesuai dengan sasarannya.
Untuk
strategi mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan, menciptakan
lingkungan yang mendukung, reorientasi pelayanan kesehatan ditujukan kepada
para pembuat keputusan (sasaran tertier) dan tokoh masyarakat (sekunder).
Sementara itu, untuk strategi memperkuat kegiatan masyarakat dan meningkatkan
keterampilan perorangan, sasaran utamanya adalah masyarakat dalam berbagai
jenis kelompok dan tatanan (sasaran primer), serta tokoh masyarakat (sasaran
sekunder).
Pendekatan
melalui Tatanan
Untuk lebih mengefektifkan dalam
mengkomsumsi promosi kesehatan, pelaksanaan atau implementasinya diarahkan pada
tatanan-tatanan (setting) tertentu.
Tatanan-tatanan implementasi promosi kesehatan dapat dibedakan menjadi berbagai
jenis, antara lain sebagai berikut:
1.
Tatanan administrasi pemerintah, misalnya: kebupaten/kota, kecematan, desa atau
kelurahan, pulau, dan sebagainya. Dari masing-masing tatanan administrasi
pemerintah ini diharapkan terdapat program-program promosi kesehatan yang
terfokus pada tingkat tatanan tersebut, misalnya: Provinsi Sehat, Kabupaten
Sehat, Desa Sehat, dan sebagainya. Dalam Implementasi local, mungkin akan
muncul misalnya: Sumatera Selatan Sehat, Prabumulih Sehat, Lahat Sehat, dan
sebagainya.
2.
Institusi pendidikan: sekolah, madrasah, perguruan tinggi. Promosi Kesehatan di
tatanan ini, diharapkan muncul program health
promoting school atau sekolah yang mempromosikan kesehatan atau health promoting university, misalnya:
usaha kesehatan sekolah, dan sebagainya.
3.
Institusi pelayanan kesehatan: rumah sakit, puskesmas, poloklinik, dan lain
sebagainya.
Promosi kesehatan di tatanan institusi pelayana
kesehatan, berarti menerapkan promosi kesehatan di rumah sakit, rumah bersalin,
poliklinik, dan sebagainya. Pelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit atau
poliklinik bukan untuk mengurangi arti dari pelayanan kuratif dan
rehabilitative, tetapi justru untuk menunjang pelayanan ini. Hal ini karena
dengan melaksanakan promosi kesehatan di tempat-tempat pelayanan ini justru
meningkatkan kualitass pelayanan.
REFERENSI
Dep. Kes.RI,
1992, Modul Pendekatan Edukatif, Pusdiklat Pegawai, Jakarta
Nesi Novita dan Yunetra Fransisca. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
Dep.Kes , Pusat Promosi Kesehatan , Modul Dasar Kesehatan
Trampil, Jakarta: 2002
Maustra IB. Pendekatan Edukatif, Planing a Diagnostik
Approach, may Field Publishhing Co. USA. 1980.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar